Dampak Gangguan Pendengaran Pada Anak

Angka gangguan pendengaran di negara kita mencapai 16,8% sedangkan angka ketulian pada anak mencapai 0,4% dengan mayoritas penderita adalah anak usia 7-9 tahun. Angka tersebut tergolong tinggi di wilayah Asia Tenggara. Disamping itu, disebutkan pula  bahwa diperkirakan setiap tahunnya ada sekitar 5200 bayi yang terlahir dalam kondisi tuli. Dan dampak gangguan pendengaran pada anak juga akan berakibat pada perkembangannya.

Dampak Gangguan Pendengaran Pada Anak

Dampak gangguan pendengaran di usia bayi atau balita digolongkan sebagai gangguan serius. Jika tidak ditangani secara khusus kondisi tersebut dapat berimbas pada terganggunya proses perkembangan berkomunikasi anak yang dipercaya mulai terbentuk di beberapa tahun pertama paska kelahiran. Secara lebih lanjut, gangguan organ pendengaran juga dapat berimbas pada terganggunya perkembangan kognitif, motorik, dan kemampuan interaksi sosial si anak.
Tanda-tanda gangguan pendengaran pada bayi relatif sulit untuk diidentifikasi tanpa bantuan ahli. Sehingga mayoritas gangguan pendengaran baru dapat terdeteksi saat si kecil menginjak usia 2 tahun. Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, beragam tes untuk mendeteksi ketulian sejak dini sudah tersedia. Jika Anda menduga anak Anda mengalami kondisi tersebut, segera temui dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Penyebab Gangguan Pendengaran Pada Anak

Anak dapat mengalami kondisi gangguan pada organ pendengaran karena beberapa hal, diantaranya adalah:

  • Infeksi telinga bagian dalam (Otitis Media) – Sebagian orang indonesia mengenal kondisi ini dengan istilah ‘congek’, yaitu infeksi pada daerah telinga bagian tengah yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Infeksi tersebut dapat terjadi saat terkumpulnya cairan dibelakang gendang telinga. Pada anak kecil, cairan tersebut dapat muncul karena bagian-bagian telinga masih belum berkembang sempurna.
  • Bawaan sejak lahir  Beberapa anak terlahir dengan gangguan pendengaran atau keadaan tuli. Para ahli menduga hal ini disebabkan oleh faktor genetis atau keturunan. Gangguan telinga bawaan dapat pula dipicu oleh kelainan medis seperti diabetes atau toxemia pada ibu yang sedang mengandung. Bayi yang terlahir prematur mempunyai resiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan pendengaran atau ketulian.
  • Penyebab lainya – Beragam kondisi dapat memicu gangguan pada indra pendengaran si kecil termasuk diantaranya adalah serangan penyakit meningitis atau radang selaput otak, campak, cacar air, radang otak, benturan keras di daerah kepala, terpapar suara keras (diatas 80 db) dalam waktu lama, dan bertumpuknya kotoran telinga.