Kesadaran Fonologi Pada Anak dengan Gangguan Pendengaran

Kesadaran fonologi adalah kemampuan anak dalam mendeteksi dan memanipulasi bunyi. Kesadaran fonologi terlihat ketika anak dapat mendeteksi level kata, suku kata dan onsetrime. Kesadaran fonemik merupakan bagian dari kesadaran fonologi tergambar ketika anak dapat memanipulasi bunyi seperti memisahkan, menggantikan, mengabungkan, membagikan dan menghilangkan bunyi pada kata.
Pendengaran anak yang baik sangat penting dalam perkembangan bicara, berbahasa, dan keterampilan kognitif. Untuk anak-anak dengan gangguan pendengaran, belajar membaca lebih sulit karena mereka tidak dapat mendengar kata-kata. Selain itu, banyak anak-anak tuna rungu memiliki pengetahuan memadai tentang kosakata dan tata bahasa yang digunakan dalam bahan cetak, sehingga lebih sulit bagi mereka untuk memprediksi makna kata. Orang-orang berspekulasi bahwa kemampuan membaca orang tuna rungu terhambat akibat masalah pengolahan fonologi.
Pada awal masa bayi, pendengaran memainkan peran penting dalam memberikan dasar untuk keterampilan berbicara, bahasa, dan komunikasi. Bayi manusia biasanya lahir ke dunia dan siap untuk memproses suara di sekitar mereka, belajar bicara dan bahasa melalui pengalaman pendengaran mereka. Secara bertahap mereka menemukan makna dan struktur kata, dan akhirnya, mempelajari bagaimana membentuk kata-kata dan kalimat.
Kesadaran fonologi Sebagai Kunci dalam Membaca
Dalam membaca, kesadaran fonologi atau phonological awarness (PA) dianggap salah satu faktor yang paling penting. Ini adalah prediktor kuat dari membaca jangka panjang dan kesuksesan ejaan, dan dapat memprediksi kinerja literasi. PA adalah keterampilan yang didefinisikan secara luas dan biasanya berkembang secara bertahap dan berurutan selama prasekolah, dari bentuk-bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
Anak-anak dengan pendengaran normal mengembangkan PA melalui mendengarkan. Anak-anak yang tuna rungu atau DHH mengalami kesulitan belajar membaca dan sebagian besar dari mereka menunjukkan tingkat kemampuan yang lebih rendah daripada rekan-rekan mereka, sebagai akibat dari penguasaan bahasa yang tertunda dan keterampilan PA yang mungkin terbelakang.
Kesadaran Fonologi Pada Anak Tuna Rungu
Banyak studi telah meneliti berbagai aspek PA pada anak-anak DHH. Namun, sebagian besar studi ini hanya dibandingkan satu tingkat dari struktur fonologi di satu tingkat kehilangan pendengaran, relatif terhadap anak-anak dengan pendengaran normal. Juga, hanya beberapa studi telah menyelidiki dampak mendengar pada PA.
Sebuah penelitian dirancang untuk membandingkan lebih dari satu tingkat keterampilan PA antara anak-anak kelas satu dengan berbagai tingkat gangguan pendengaran. 90 siswa kelas pertama dengan berbagai tingkat gangguan pendengaran menggunakan convenience sampling dari semua sekolah dasar negeri di Teheran, dan dikelompokkan menurut tingkat mereka kehilangan pendengaran (sedang, berat, dan mendalam). Hanya mereka yang memenuhi kriteria berikut termasuk dalam gangguan pendengaran kelompok:

  • Memiliki pra-lingual gangguan pendengaran
  • Tidak memiliki beberapa cacat
  • Menerima amplifikasi dengan alat bantu dengar sebelum berusia 3 tahun
  • Menggunakan komunikasi total
  • Mampu memahami semua gambar yang digunakan dalam penelitian ini.

30 siswa kelas pertama dengan pendengaran normal pun dipilih menggunakan multistage cluster sampling dari sekolah dasar negeri Teheran. Kriteria inklusi untuk anak-anak pendengaran normal adalah tidak adanya gangguan artikulasi dan cacat lainnya.
Empat tugas PA dirancang berdasarkan gambar-untuk memeriksa rima, suku kata, dan kesadaran fonem dari semua peserta studi. Setiap tugas termasuk 10 item tes untuk anak-anak untuk menjawab.
Pertama, setiap peserta dikawal ke tempat yang sesuai untuk penilaian. Tiga percobaan dilakukan untuk memastikan bahwa peserta benar-benar mengerti tugas masing-masing. Para peserta kemudian harus menjelaskan dan menyelesaikan uji coba yang ditunjukkan oleh pemeriksa, dan hanya mereka yang benar menjawab dan menjelaskan setidaknya dua dari tiga percobaan diminta untuk melanjutkan.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta dalam semua kelompok tingkat pendengaran dinilai lebih tinggi pada tugas suku kata dari pada tugas rima, dan lebih tinggi pada tugas rima dari pada tugas kesadaran suara dimulai.
Penelitian menemukan bahwa semua anak-anak dengan berbagai tingkat gangguan pendengaran telah memperoleh keterampilan PA dan mampu membuat keputusan fonologi. Analisis statistik menunjukkan bahwa anak-anak dengan gangguan pendengaran yang mendalam memiliki lebih banyak kesulitan dengan tugas-tugas PA dibandingkan dengan gangguan pendengaran yang parah, dan kedua kelompok tampil buruk dibandingkan dengan anak-anak dengan pendengaran normal dan gangguan pendengaran moderat. Hal ini konsisten dengan temuan penelitian lain di mana anak-anak dengan gangguan pendengaran parah atau mendalam memiliki skor lebih rendah dibandingkan kelompok pendengaran normal dalam tugas PA.
Seperti yang diharapkan, semua kelompok tingkat pendengaran menunjukkan pola yang sama dalam kinerja tugas PA  menunjukkan urutan perkembangan kesadaran fonologi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat gangguan pendengaran dan input pendengaran memainkan peranan penting dalam membangun kesadaran fonologi. Temuan juga menunjukkan bahwa alat bantu dengar fungsional dapat membantu anak-anak dengan gangguan pendengaran moderat mengembangkan kesadaran fonologi.