Cara Menerapkan “Komunikasi Total” Saat Mendidik Anak Dengan Gangguan Pendengaran
Komunikasi Total adalah sebuah filosofi di dalam mendidik anak dengan gangguan pendengaran. Komunikasi total melibatkan semua bentuk komunikasi. Seperti bahasa isyarat resmi, gerakan tubuh alamiah, mengeja dengan jari jemari, bahasa tubuh, menyimak, membaca gerakan bibir, dan berbicara. Anak-anak di program ini umumnya memakai alat bantu dengar atau memiliki implant koklear.
Tujuan dasar dari filosofi Komunikasi Total ini adalah menyediakan berbagai sarana komunikasi yang dibutuhkan oleh setiap anak saat mereka belajar dan mengembangkan kompetensi berbahasa. Tujuan ini sebaiknya dijadikan tujuan mengajar para guru bagi setiap anak. Sayangnya filosofi Komunikasi Total ini sering disederhanakan begitu saja. Sehingga banyak orang menjadi bingung dan susah membedakannya dengan metodologi Komunikasi Simultan yang hanya mengkombinasikan bahasa isyarat dengan bahasa lisan.
Bahasa isyarat dan bahasa lisan memang merupakan kombinasi yang efektif. Namun para orang tua dan para ahli profesional harus menyakini sepenuhnya bahwa kompetensi berbahasa seorang anak telah berkembang secara optimal sesuai dengan kekuatan dan kebutuhan tiap anak. Berikut ini adalah pengalaman sebuah keluarga dalam menerapkan metode Komunikasi Total bagi putra mereka yang berusia 2 tahun.
Penerapan Metode Komunikasi Total
Keluarga ini mempercayai bahwa metode Komunikasi Total adalah metode yang tepat dalam mendidik putra mereka yang memiliki gangguan pendengaran di usia 2 tahun. Orang tua menggunakan semua cara seperti bicara, bahasa isyarat, bahasa tubuh, gerakan tubuh alamiah serta membaca gerakan bibir untuk berkomunikasi dengan putra mereka. Mereka beralasan bahwa banyaknya metode komunikasi bisa memperkecil rasa frustrasi anak dalam belajar berbicara. Selain itu juga mengajarkan kepada anak bahwa untuk bisa mengekspresikan diri tidak hanya menggunakan suara saja. Namun juga bisa menggunakan bahasa tubuh dan isyarat.
Orang tua mengatakan bahwa mereka memutuskan metode ini. Karena mereka hanya ingin putra mereka bisa memahami apa yang mereka bicarakan semudah mungkin. Mereka tentu menginginkan putra mereka bisa berkomunikasi secara lisan. Tapi jika putra mereka tidak bisa melafalkan sebuah kata atau memang sekedar tidak mengetahui kata apa yang perlu dipakai. Maka mereka sudah cukup puas jika putra mereka bisa mengekspresikan apa yang mereka ingin katakan.
Putra mereka akan mempelajari bahasa isyarat sebuah kata terlebih dahulu sebelum dia mempelajari bagaimana cara mengucapkannya. Orang tua mendapati bahwa cara ini sangat ampuh dalam mengurangi rasa frustasi karena putra mereka tidak perlu lagi kesusahan mengungkapkan apa yang dia mau. Jika ada kata yang tidak bisa diungkapkan, dia akan langsung menggunakan bahasa isyarat.
Alfabet adalah hal yang paling mudah dipelajari dari semua bahasa isyarat. Dengan mempelajari alfabet terlebih dahulu maka anak akan lebih mudah mempelajari bahasa yang lebih kompleks nantinya. Keluarga ini berharap putra mereka bisa belajar alfabet dibarengi dengan belajar mengeja menggunakan jari karena mengeja menggunakan jari merupakan bagian dari metode Komunikasi Total juga.