Kemampuan Berbahasa Verbal dan Bahasa Isyarat

Kemampuan berbahasa anak tunarungu – Gangguan pendengaran pada anak terjadi hampir setiap tahun. Sekitar 12.000 anak di Amerika Serikat dilahirkan dengan kondisi mengalami gangguan pendengaran permanen. Penyakit rubella dan meningitis seringkali menjadi penyebab utama anak-anak harus kehilangan pendengaran mereka.
Pendidikan bahasa dan sosialisasi dengan lingkungan sekitar sejak dini sangat penting untuk diterapkan. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar bisa berbaur dengan sekitarnya. Hal ini juga bisa menumbuhkan kepercayaan diri pada anak. Dengan begitu diharapkan kelak anak dengan gangguan pendengaran memiliki keyakinan untuk mendapatkan kesuksesan dan kemandirian saat dewasa.

Gangguan Pendengaran Pada Anak dan Kemampuan Berbahasa

Hal lain yang tidak kalah penting adalah mengajarkan anak kemampuan berbahasa verbal dan bahasa isyarat. Baik itu pada anak yang menggunakan alat bantu dengar maupun implan koklea. Pendidikan dua bahasa bagi anak Kemampuan Berbahasa Verbal dan Bahasa Isyaratdengan gangguan pendengaran juga dapat dilakukan agar anak mampu berkomunikasi dengan baik. Diharapkan kedepannya hal ini akan membantu dalam meningkatkan kemampuan intelektual, kognitif dan juga emosional anak.
Anak dengan gangguan pendengaran harus tetap dibekali dengan beragam kemampuan. Kemampuan ini nantinya dapat membantu anak untuk menyelesaikan suatu masalah.
Pentingnya pendidikan bilingual untuk anak dengan gangguan pendengaran telah diutarakan oleh seorang siswa tunarungu yang bernama Egbert. Egbert menjadi contoh dari salah satu anak dengan gangguan pendengaran yang mampu meraih keberhasilan dalam hidupnya. Ia berhasil dari segi pendidikan. Egbert berhasil dalam melanjutkan pendidikannya hingga bangku perkuliahan.
Selain itu, Egbert juga memiliki berbagai prestasi lainnya. Salah satu diantaranya adalah Egbert sempat diundang untuk mengikuti konferensi tingkat internasional. Konferensi ini membahas mengenai Early Hearing Detection and Intervention Conference di tahun 2009 . Dalam konferensi tersebut, Egbert menyatakan bahwa semua orang yang memiliki gangguan pendengaran harus memiliki kemampuan dalam menggunakan bahasa lisan. Namun sebelumnya mereka juga membutuhkan bantuan dari gambaran visual. Karena dari gambaran visual inilah mereka belajar berbahasa. Dengan cara ini pula, Edwards yang merupakan pengajar anak-anak tunarungu mengatakan bahwa pembelajaran ini akan membuat anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran menjadi kuat dan bahagia di luar jam pembelajaran sekolah.