Stimulasi yang tidak maksimal berisiko menimbulkan keterlambatan berbicara pada anak dan gangguan pada berbagai aspek perkembangan anak. Kemampuan berbicara termasuk salah satu aspek penting perkembangan anak usia dini menurut para ahli. Dalam situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dipaparkan bahwa keterlambatan bicara dan bahasa dialami oleh 5-8% anak usia prasekolah. Padahal, perkembangan bicara pada anak sebenarnya dapat dipantau sejak ia masih bayi.
Fase anak usia dini, yakni usia 0 sampai 6 tahun dapat disebut sebagai masa keemasan (golden years). Perkembangan anak usia dini menurut para ahli berlangsung sangat pesat, karena pada masa inilah anak memiliki kepekaan yang tinggi dalam menangkap dan merespon berbagai stimulasi.
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan bicara pada anak:
- Gangguan pendengaran
- Hambatan perkembangan otak
- Masalah keturunan atau genetik
- Minimnya komunikasi atau stimulasi
- Terlalu banyak menonton televisi
Tips Menghindarkan Keterlambatan Berbicara Pada Anak
Pada umumnya, orang tua mulai menyadari anaknya mengalami keterlambatan berbicara pada saat anak berusia 2-3 tahun. Agar anak terhindar dari masalah keterlambatan berbicara, Anda sebagai orangtua dapat melakukan langkah-langkah berikut:
Usia 0-12 bulan
- Ajak anak berbicara sesering mungkin, saat Anda sedang mengganti popoknya, saat menyusui atau memberinya makan, dan saat memandikannya.
- Tirukan ocehan anak sesering mungkin, agar ia kembali menirukan suara Anda.
- Berbicaralah pada anak dengan penuh perhatian dan gunakan intonasi yang menarik.
- Ajak anak bermain mengenali sumber suara dan mengenali jenis-jenis suara.
- Nyanyikan lagu sesering mungkin pada anak.
12-24 bulan
- Ajak anak membuat suara, misalnya dengan memukul-mukul kaleng atau barang lain yang mengeluarkan suara.
- Ajari anak menyebut bagian tubuhnya.
- Bercerita atau bacakan buku pada anak setiap hari. Sesekali, minta ia menunjuk dan mengucapkan apa yang ia lihat atau tunjuk pada buku tersebut.
- Bermain telepon-teleponan.
- Menyebut berbagai nama barang saat bepergian ke pasar atau supermarket.
Dampingi anak saat sedang menonton televisi, sambil menjelaskan tentang apa yang sedang dilihatnya.
- Latih anak untuk mengerjakan perintah sederhana, seperti “Ayo letakkan gelasmu di atas meja” atau “Kita rapihkan mainan ke dalam boks ya”.
24-36 bulan
- Terus membacakan buku cerita secara rutin pada anak.
- Ajari anak agar dapat menyebutkan namanya secara lengkap.
- Dorong anak agar mau menceritakan apa yang ia lihat di buku atau setiap habis berjalan-jalan.
- Ajari anak untuk mengungkapkan keadaan suatu benda. Misalnya, “Adik pakai kemeja merah, ya” atau “Boneka jerapah warna kuning ada di bawah meja”.
Karena perkembangan anak usia dini menurut para ahli adalah momen penting untuk mengembangkan kemampuan anak dalam berbagai aspek, sebagai orang tua Anda harus mampu memanfaatkan fase golden years ini secara optimal. Berikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usia dan minat anak Anda.