Pemeriksaan Pendengaran Bayi Baru Lahir: Deteksi Dini Adalah yang Terbaik
Pemeriksaan pendengaran bayi – Seperti yang diketahui orang tua mana pun, momen pertama yang dihabiskan dengan bayi adalah momen yang berharga. Dengan senang, kebanggaan dan harapan, orangtua menyambut anak-anak mereka dengan cinta. Dan tidak hanya itu, mereka berjanji untuk melakukan apapun yang mereka bisa untuk membuat anak mereka bahagia dan sehat.
Untuk sekitar 12.000 anak-anak Amerika setiap tahun, itu berarti membutuhkan bantuan untuk mendengar lebih baik. Salah satu cacat lahir paling umum di Amerika Serikat, gangguan pendengaran saat ini mempengaruhi hingga 6 dari 1.000 bayi. Lebih dari 10% bayi yang lahir dengan infeksi yang disebut cytomegalovirus dapat mengalami gangguan pendengaran selama beberapa tahun pertama mereka. Sebagian besar, bayi yang baru lahir didiagnosa memiliki gangguan pendengaran setelah melakukan pemeriksaan pendengaran mereka. Berkat deteksi dini ini, orang tua diberdayakan untuk membuat keputusan yang tepat mengenai kesehatan pendengaran anak mereka. Apakah mereka memilih untuk mengeksplorasi teknologi pendengaran, seperti alat bantu dengar dan implan koklea, atau lebih memilih anak mereka hanya menggunakan bahasa isyarat sebagai bentuk komunikasi. Dengan mengatasi gangguan pendengaran sejak dini dan implementasi solusi adalah bagian penting dari menyiapkan anak untuk sukses. Dan dengan menanamkan kepercayaan diri dan mengembangan kemampuan berbicara dan belajar yang lebih kuat.
Sejarah Pemeriksaan Pendengaran Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan pendengaran bayi baru lahir pertama kali direkomendasikan pada akhir tahun 60-an. Konferensi Nasional Pendidikan Tunarungu menyerukan pengujian bayi usia 5 sampai 12 bulan. Setelah banyak diskusi di tahun 80-an, Komite Bersama untuk Pendengaran Bayi (JCIH) merilis pernyataan posisi pada tahun 1994 yang merekomendasikan, “semua bayi dengan gangguan pendengaran harus diidentifikasi sebelum usia tiga bulan dan menerima intervensi pada usia enam bulan.”
Sejak itu, setiap negara bagian telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan anak-anak diskrining atau melakaukan pemeriksaan pendengaran sedini mungkin atau sejak bayi baru lahir. Saat ini, 36 negara bagian, Guam, Puerto Rico, dan District of Columbia memerlukan pemeriksaan pendengaran untuk bayi yang baru lahir sebelum mereka dapat keluar dari rumah sakit atau pusat bersalin. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, dari hampir 4 juta bayi yang lahir di Amerika Serikat tahun 2005, 91,5% diskrining gangguan pendengaran.
Dua jenis tes yang digunakan untuk menyaring pendengaran bayi baru lahir: emisi otoakustik (OAEs) atau respon batang otak auditori (ABR). OAE dilakukan dengan menempatkan earphone dan mikrofon yang sangat kecil ke telinga bayi. Suara dimainkan, dan jika bayi mendengar dengan normal, gema dipantulkan kembali ke saluran telinga dan diukur dengan mikrofon. Sebagai alternatif, tes ABR mengukur bagaimana saraf pendengaran bayi merespons suara.
Jika tes ini menentukan bahwa bayi memiliki gangguan pendengaran, orang tua memiliki akses ke beragam sumber daya. Dengan bekerja sama dengan dokter anak dan spesialis layanan kesehatan pendengaran, orang tua dapat menemukan solusi terbaik untuk memastikan kesejahteraan anak mereka secara keseluruhan.
Sumber: