Penyakit Gangguan Pendengaran Pada Anak-Anak

Penyakit Gangguan Pendengaran Pada Anak-anak Terkait Dengan Masa Depannya

Pada umumnya, penyakit seperti amandel dan infeksi pendengaran bisa menjadi penyebab utama gangguan pendengaran pada anak – anak. Ini dikarenakan amandel berada di tenggorokan dan sangat dekat dengan saluran pendengaran. Bahkan dalam hal yang sepele, saat flu melanda, tenggorokan akan merasa kering, hidung mampet sulit bernapas, telinga pun akan sedikit sulit untuk mendengarkan.
Gangguan pendengaran ini memang terjadi saat masa kanak-kanak, karena pada masa-masa ini anak-anak masih belum bisa merasakan apa yang dirasakannya dengan jelas. Mereka hanya akan menangis dan menangis saja tanpa bisa mengungkapkan apa yang terjadi.
Jika orang tua tidak siaga, maka gangguan pendengaran yang dialami anak-anak tersebut akan terus berlangsung sampai seumur hidupnya. Bahkan secara tidak langsung akan membuat indera pendengarannya menjadi terganggu. Hal ini sudah dibuktikan oleh beberapa penelitian. Secara tidak sadar, banyak manula yang tuli sudah ada tanda-tandanya saat mereka masih anak-anak atau muda.
Salah satunya adalah penelitian dari The Newcastle Thousand Family yang dilakukan di Inggris, di mana target penelitian ini adalah manula usia 70 tahunan dan bayi-bayi yang baru lahir. Telah ada 1.142 bayi yang telah diteliti sejak tahun 1947. Para peneliti ini mengukur kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan para subjek penelitian berdasarkan tempat tinggalnya. Para peneliti mengkaitkan tahap perkembangan dan pertumbuhan bayi dengan pola hidup lingkungan sekitarnya. Sedangkan untuk partisipan manula, peneliti juga melakukan hal yang sama, namun perlakuannya yang berbeda. Setelah mendapatkan data, maka akan dilakukan pengolahan data dengan membandingkan dan mengaitkan antara hasil observasi data bayi dan orang tua. Alhasil, jawaban akan keterkaitan antara gangguan pendengaran yang terjadi saat anak-anak memang akan terbawa sebagai penyebab gangguan pendengaran sampai usia senjanya.

Dari data yang diperoleh dalam penelitian ini, sebesar 25% partisipan, yakni yang sekarang berusia 60 tahunan, telah dilakukan penindakan. Penindakannya adalah dengan melakukan tes pendengaran untuk mengetes daya pendengarannya. Ternyata hasilnya adalah bahwa kebanyakan dari manula ini menderita amandel, infeksi telinga, bronkitis akut, dan beberapa penyakit infeksi pernapasan yang lainnya.
Kebanyakan mereka baru menyadarinya saat itu, karena minimnya kesadaran untuk melakukan check up kesehatan secara rutin. Dari hasil tes, dinyatakan bahwa ternyata mereka telah menderita gangguan pendengaran tersebut semenjak tahun pertama hidupnya.
Salah satu pimpinan peneliti di Institute Kesehatan Masyarakat di Universitas Newcastle, Dokter Mark Pearce mengatakan, bahwa : “penemuan kami menunjukkan bahwa para penderita infeksi pendengaran rata-rata memang sudah mengalami gangguan pendengaran sejak kecil hingga usianya di 60 tahun ini. Dengan segera melakukan tindakan pencegahan dan penyembuhan infeksi pada saat anak-anak menjadi salah satu cara yang tepat untuk mencegah masalah gangguan pendengaran”.
Hubungan antara penyakit anak-anak dengan gangguan pendengaran ini akan terus berlangsung meskipun ada faktor lain yang menyebabkan gangguan pendengaran, seperti suara bising dari lingkungan sekitar, pernah menjalani operasi telinga, latar belakang gender dan sosial ekonomi, dan sebagainya.
Dokter Ralph Holme, kepala Biomedical Research at Action on Hearing Loss, menyatakan bahwa gangguan pendengaran adalah “ sering dinyatakan sebagai tanda-tanda penuaan, walaupun penelitian menunjukkan bahwa ini bukanlah hal yang penting; penyakit anak-anak akan memberikan konsekuensi jangka panjang untuk pendengaran di sepanjang hidupnya”.
Dia juga menambahkan, “penemuan ini mengingatkan kita bahwa masih banyak orang yang belum berpikir tentang pencegahan awal untuk melindungi pendengarannya”.