Kerusakan Telinga Karena Adanya Tekanan Udara yang Kuat
Ketika kerusakan telinga terjadi, rambut-rambut kecil di koklea menjadi rusak. Suara yang keras (seperti suara tembakan, petasan, atau ledakan) dapat menyebabkan gangguan pendengaran, seperti halnya suara yang berulang dari waktu ke waktu (seperti mesin pemotong rumput, peralatan listrik, peralatan pertanian, kebisingan dari acara olahraga, kelas band atau toko, sepeda motor, bahkan bioskop). Tetapi bagi anak-anak dan remaja, mendengarkan musik keras (di konser, di mobil, melalui headphone) adalah salah satu penyebab utama gangguan pendengaran yang bisa dicegah.
Perubahan yang signifikan dalam tekanan udara secara tiba-tiba. Ketika kita terbang atau menyelam, tekanan udara berkurang ketika kita semakin tinggi dan semakin tinggi lagi dan kita semakin rendah. Jika tekanannya tidak sama, tekanan udara yang lebih tinggi mendorong di satu sisi gendang telinga dan menyebabkan rasa sakit dan kadang-kadang kehilangan pendengaran sebagian, yang disebut barotrauma.
Biasanya, tabung eustachius (lorong yang mengarah dari telinga tengah ke belakang tenggorokan di belakang hidung) menyamakan tekanan udara di telinga tengah dengan tekanan udara luar dengan membuka dan membiarkan udara mencapai telinga tengah. Telinga Anda akan “meletus” saat menguap atau menelan, tabung eustachius menyesuaikan tekanan udara di telinga tengah Anda.
Tetapi pada anak-anak, saluran eustachius yang relatif sempit mungkin tidak berfungsi dengan baik, terutama jika tersumbat oleh peradangan dan lendir karena infeksi telinga atau pilek, atau tersumbat oleh kelenjar gondok yang membesar atau membengkak. Setiap rasa sakit atau masalah pendengaran biasanya ringan dan sementara dan biasanya hilang dalam beberapa menit dan tidak menyebabkan kerusakan pada telinga yang berkepanjangan.
Dalam beberapa kasus, seorang anak dapat mengalami rasa sakit selama beberapa jam jika telinga tidak “meletus”. Kadang-kadang, perubahan tekanan yang ekstrim dapat mengisi telinga tengah dengan cairan atau darah atau menyebabkan gendang telinga pecah.
Tanda-tanda Gangguan Pendengaran atau Masalah Keseimbangan
Cedera telinga dapat mempengaruhi anak-anak secara berbeda. Beberapa mungkin memiliki sebagian gangguan pendengaran, dengan gejala seperti:
- Kesulitan mendengar ketika ada suara latar belakang
- Kesulitan mendengar suara atau not musik bernada tinggi
- Hanya mendengar suara-suara tertentu
- Dering di telinga atau suara aneh lainnya seperti mendesis, berdengung, bersenandung, bersiul, berdenging, atau menderu
- Menyalakan TV dengan volume tinggi
- Kesulitan memperhatikan atau mengikuti sekolah
- Mengeluh bahwa telinga terasa “penuh”
- Kesulitan berbicara (dengan kemampuan bicara yang buruk, terbatas, atau tidak berbicara)
- Berbicara dengan keras
- Gagal beralih ke suara keras atau menanggapi pembicaraan tingkat percakapan
- Menjawab dengan tidak tepat
Dalam kasus lain, anak-anak mungkin benar-benar kehilangan pendengaran atau tuli (ketika mereka tidak dapat mendengar apa-apa sama sekali). Tergantung pada apakah mereka melukai satu atau kedua telinga, anak-anak dengan cedera telinga yang mempengaruhi keseimbangan mungkin memiliki gejala seperti:
- Sering jatuh atau tersandung
- Vertigo (perasaan berputar atau berputar tiba-tiba yang terasa seperti bergerak sambil duduk atau berdiri)
- Merasa tidak stabil, “pusing,” atau bingung
- Pusing atau sakit kepala
- Masalah penglihatan (seperti penglihatan yang memantul atau kabur, disebut osilopsia)
- Kesulitan naik tangga atau berdiri tanpa jatuh
- Masalah berjalan (ketidakmampuan untuk berjalan tanpa terhuyung-huyung, berjalan dengan kaki terlalu jauh, atau kesulitan berjalan di tempat gelap atau di daerah yang tidak rata)
- Mual atau muntah
- Sakit kepala
- Kelelahan besar